PROSES-PROSES EKOLOGI


PROSES EKOLOGI adalah proses yang memainkan peranan penting dalam menjaga keutuhan ekosistem. Empat proses ekologi dasar adalah siklus air, siklus nutrien, aliran energi dan keanekaragaman hayati (sebagai gambaran dari proses evolusi).
Di alam terdapat proses ekologi yang menjadi penopang kehidupan kita. Rusaknya proses ekologi itu akan membahayakan kehidupan di bumi kita. Energi untuk proses ekologi itu di dapatkan dari matahari. Beberapa proses ekologi terpenting adalah: efek rumah kaca, fotosisntesis, penambatan nitrogen, pengendalian populasi, penyerbukan, kemampuan memperbaharui diri, dan fungsi hidro-orologis. Proses ekologi terpenting tersebut secara ringkas disajikan dalam uraian berikut.
a.      Efek Rumah Kaca (ERK)
Istilah efek rumah kaca dalam bahasa inggris disebut green house efect, pada awalnya berasal dari pengalaman para petani yang tinggal di daerah beriklim sedang yang memanfaatkan rumah kaca untuk menanam dan menyimpan sayur mayur dan bunga-bungaan di musim dingin. Para petani tersebut menggunakan rumah kaca karena sifat kaca yang mudah menyerap panas dan sulit melepas panas, di dalam rumah kaca suhunya lebih tinggi dari pada di luar rumah kaca, karena cahaya matahari yang menembus kaca akan dipantulkan kembali oleh benda-benda di dalam ruanagn rumah kaca sebagai gelombang panas berupa gelombang sinar infra merah, tetapi gelombang panas tersebut terperangkap di dalam ruangan rumah kaca dan tidak bercampur dengan udara dingin di luar ruangan.Dari situlah istilah efek rumah kaca muncul, bumi diibaratkan sebagai
tanaman, dan kaca sebagai atmosfer bumi, dimana atmosfer ini befungsi untuk menjaga suhu bumi agar tetap hangat walaupun di musim dingin. Efek rumah kaca sangat berguna bagi kehidupan di bumi karena gas-gas dalam atmosfer dapat menyerap gelombang panas dari sinar matahari menjadikan suhu di bumi tidak terlalu rendah untuk dihuni makhluk hidup. Seandainya tidak ada gas rumah kaca jadi tidak ada efek rumah kaca, suhu di bumi rata-rata hanya akan -180 C, suhu yang terlalu rendah bagi sebagian besar makhluk hidup, termasuk manusia. Tetapi dengan adanya efek rumah kaca suhu rata-rata di bumi menjadi 330C lebih tinggi , yaitu 150C, suhu ini sesuai bagi kelangsungan kehidupan makhluk hidup. 
Gas Rumah Kaca 
Gas rumah kaca adalah gas-gas yang ada di atmosfer yang menyebabkan efek rumah kaca. Gas-gas tersebut sebenarnya muncul secara alami di lingkungan, tetapi dapat juga timbul akibat aktivitas manusia.Gas rumah kaca yang paling banyak adalah uap air yang mencapai atmosfer akibat penguapan air dari laut, danau dan sungai. Karbondioksida adalah gas terbanyak kedua. Ia timbul dari berbagai proses alami seperti: letusan vulkanik; pernapasan hewan dan manusia (yang menghirup oksigen dan menghembuskan karbondioksida); dan pembakaran material organik (seperti tumbuhan).Karbondioksida dapat berkurang karena terserap oleh lautan dan diserap tanaman untuk digunakan dalam proses fotosintesis. Fotosintesis memecah karbondioksida dan melepaskan oksigen ke atmosfer serta mengambil atom karbonnya.
a.      Fotosintesis
Fotosintesis adalah proses ekologi yang sangat penting, bahkan Otto Soemarwoto menyebutnya sebagai proses yang sangat esensial (inti) untuk menjaga kelangsungan hidup di bumi. Prosesi esensial ini dilakukan oleh tumbuhan hijau. Dalam prosesi ini, tumbuhan hijau mengubah energi matahari menjadi energi kimia. Dalam mengubah energi matahari menjadi energi kimia tersebut, tumbuhan hijau menggunakan zat-zat kimiawi yang terkandung dalam bahan organik tumbuhan.Salah satu produk prosesi penting itu adalah oksigen (O2). Dari produk ini, kita jadi sadar betapa pentingnya proses fotosintesis itu, karena dari fotosintesis inilah dihasilkan oksigen yang menjadi kebutuhan penting bagi makhluk hidup.Tak hanya menyumbangkan oksigen, fotosintesis pun berperanan penting terhadap pemenuhan kebutuhan pangan manusia atas ikan. Dalam kehidupan air, ikan akan mati jika tidak mendapatkan oksigen yang cukup. Pemenuhan kebutuhan oksigen di dalam kehidupan dalam air ini, ditopang oleh proses fotosintesis yang dilakukan oleh plankton.Berhentinya proses fotosintesis juga akan mengakibatkan punahnya manusia.Jika proses fotosintesis berhenti maka produksi oksigen akan terhenti. Terhentinya produksi oksigen ini akan mengganggu pembentukan gas ozon (03)sebagai tameng bagi bumi terutama manusia dari radiasi sinar ultraviolet (UV) matahari. Jika ozon tak lagi ada maka UV akan meradiasi bumi hingga keadaan di bumi akan kembali pada pada kondisi yang pernah terjadi pada 4 milyar tahun lalu. Suatu kondisi dimana kehidupan hanya ada di kawasan air dalam, karena kawasan itulah yang aman dari radiasi UV. 4 milyar tahun yang lalu, bumi yang kita tempati ini adalah planet yang belum memiliki mantel ozon. Hal itu terjadi karena belum ada proses fotosintesis yang berperanan dalam menghasilkan oksigen sebagai bahan penting pembentuk ozon. Bumi 4 milyar tahun yang lalu adalah sebuah planet yang tidak bisa ditempati manusia karena komponen serta interaksi ekologis yang menopang kehidupan manusia belum ada. Dengan begitu, bisa dikatakan bahwa merusak kawasan hijau berati pula merusak fotosintesis, merusak fotosintesis sama saja dengan merusak ozon, merusak ozon sama saja dengan memusnahkan ras manusia di atas bumi!

b.      Penambatan Nitrogen
Jika disimak dari bagan rantai makanan maupun piramida makanan, maka sesungguhnya kita (manusia) dengan hewan adalah konsumen. Karena kita konsumen maka kita membutuhkan produsen sebagai pemenuh kebutuhan kita. Keberadaan tumbuhan sebagai produsen dan pemenuh kebutuhan kita tidaklah mungkin ada jika tanah tempat hidupnya tidak ada. Sementara itu, tanah tidaklah bisa berperan sebagai tempat hidup tumbuhan jika tidak lagi memiliki unsur Nitrogen.Dari uraian tersebut, terlihat jelas betapa pentingnya nitrogen bagi keberlangsungan hidup berbagai jenis makhluk. Jika tanah yang memiliki unsur nitrogen adalah pilar penting yang menyangga kehidupan, maka logikanya proses yang menyebabkan nitrogen bisa sampai ke dalam tanah merupakan proses yang penting pula. Dalam ilmu ekologi proses tersebut diistilahkan sebagai proses penambatan atau penangkapan nitrogen.
Di alam, proses penambatan nitrogen dilakukan secara alamiah oleh beberapa jenis bakteri dan ganggang. Salah satu contoh makhluk hidup yang bertugas menambat nitrogen adalah bakteri azotobacter, bakteri rhizobium dan ganggang anabaena. Bila ketahanan pangan kita sebagai bangsa Indonesia ditinjau dari keberadaan beras sebagai bahan makanan pokok, lalu keberadaan beras tersebut kita kaitkan dengan kualitas kesuburan sawah, maka akan tampak jelas betapa pentingnya prosesi penambatan nitrogen terhadap ketahanan pangan kita.
Dalam pengamatan Otto Soemarwoto, dari proses penambatan nitrogen yang terjadi secara alamiah di sawah, akan diperoleh unsur nitrogen penyubur tanah hingga 80 kg per hektar per musim. Bila dibandingkan dengan pupuk buatan pabrik, maka nitrogen sebanyak itu setara dengan 175 kg urea.Namun, perlu diingat, meski nitrogen sangat penting bagi kesuburan tanah, tidak lantas pemberian nitrogen secara berlebihan bisa dikatakan baik. Pemberian pupuk yang mengandung nitrogen secara berlebihan justru akan menimbulkan pencemaran, yang pada gilirannya nanti justru mematikan bagi makhluk penambat nitrogen.

c.       Pengendalian Populasi
Di alam terjadi proses makan-memakan antara pemangsa - mangsa (predator - prey). Hewan yang memakan disebut pemangsa (predator) — yang dimakan disebut mangsa (prey).
Apabila populasi mangsa meningkat , persediaan makanan untuk pemangsa bertambah. Kenaikan populasi mangsa  diikuti oleh kenaikan populasi pemangsa.
Terdapat keseimbangan yang dinamis antara populasi mangsa dan pemangsa. Populasi mangsa dan populasi pemangsa itu saling mengendalikan.
Contoh: populasi tikus sawah yang terkendalikan oleh populasi ular.

d.      Penyerbukan
Pengertian sederhana tentang penyerbukan, adalah proses menempelnya tepung sari pada kepala putik bunga. Tepung sari merupakan alat kelamin jantan, dan putik adalah alat kelamin betina. Setelah terjadi penyerbukan, tepung sari membuahi sel telur yang ada dalam bakal buah. Lewat penyerbukan inilah kebutuhan konsumsi hewan dan manusia terhadap buah maupun pangan nabati terpenuhi. Lewat penyerbukan pula kelestarian atau keberlangsungan hidup beberapa jenis tumbuhan—sebagai produsen—terjaga. Yang berarti pula kesinambungan rantai makanan juga terjaga.
Sebab itu, tidaklah berlebihan jika penyerbukan disebut sebagai salah satu pilar penting penopang kehidupan. Dan, tidak berlebihan pula jika dikatakan bahwa hewan (terutama serangga) yang berperan dalam penyerbukan merupakan komponen penting dalam sebuah proses ekologi. Ini artinya, mengganggu hewan penyerbuk sama saja dengan mengganggu pilar penopang kehidupan
.

e.       Kemampuan Memperbaharui Diri
Kemampuan memperbaharui diri sumber daya alam memiliki batas. Apabila batas kemampuan dilampaui, sumberdaya yang terbarui itu menjadi takterbarui. Atau diperlukan biaya yang sangat besar untuk memperbaikinya dan menjadikannya terbarui lagi.
Contoh penggunaan sumberdaya air. Air minum (bersih) — air seni (limbah) — dibuang ke sungai — jasad renik yang bersifat pengurai, menguraikan zat organik dalam air seni, jasad renik yang lain memakan atau mematikan jasad renik yang berbahaya, penyinaran oleh sinar matahari yang mengandung sinar ultra violet juga mematikan jasad renik yang berbahaya, arus air dan gelombang memasukkan oksigen ke dalam air membantu proses pemurnian air — air yang tercemar itu menjadi bersih lagi.

f.       Daur Hidrologi
Pentingnya air tidak perlu lagi diperdebatkan, karena memang kenyataannya secara kodrati semua makhluk hidup tidak dapat hidup tanpa air. Tetapi air juga akan menjadi bencana jika daur hidrologinya terganggu. Dengan begitu, mengganggu daur hidrologi air sama artinya dengan mengundang datangnya bencana. Secara mudah daur dapat dipahami sebagai prosesi atau perjalanan yang memiliki beberapa tahapan, dimana pada akhirnya tahap akhir akan kembali lagi ke tahap awal. Kalaulah hujan dianggap sebagai tahap awal dari daur air, maka peristiwa jatuhnya air dari langit dalam peristiwa hujan adalah titik awal perjalanan air. Selanjutnya, cerita perjalanan air ini pun berkembang. Sebagian yang air jatuh dari langit, berkelana di atas tanah dan meresap ke dalamnya, sebagian lagi mengalir lewat sungai menuju laut. Air yang meresap di dalam tanah, sebagian keluar lagi melalui mata air menuju sungai, sebagian lagi terjebak di dalam tanah menjadi cadangan air bagi manusia.

Pada waktu tertentu sebagaian air tersebut menguap oleh sinar matahari, berubah bentuk menjadi uap air, hingga kemudian terkumpul menjadi sekelompok awan di langit yang menunggu giliran untuk jatuh lagi sebagai air hujan. Begitulah siklus atau daur air.

Pada batasan tertentu, hutan dan bentuk vegetasi lain, mempunyai peranan penting dalam daur ini. Dengan adanya hutan, kekuatan “air permukaan” dapat diminimalisir karena lantai hutan adalah penyerap air yang lebih baik daripada lantai-lantai beton buatan manusia. Kemampuan hutan menyerap air ini bermanfaat untuk mengurangi resiko terjadinya banjir. Selain itu, hutan juga memiliki kemampuan untuk “menjebak” atau “menangkap” air, sehingga pasokan air terjamin. Oleh sebab itu, merusak hutan berarti merusakan kawasan tangkapan air, yang nantinya berujung pada krisis air.















DAFTAR PUSTAKA

Internisty, Gofur.(2012). “Daur Nitrogen”. Tersedia : http://ghofur88.blogspot.com/2012_03_01_archive.html  . [23 Mei 2012]
Lasmaria, Nami .(2011). “Proses Ekologi”. Tersedia : http://namistory.blogspot.com/2010/08/proses-ekologi.html . [21 April 2012)
Tunjungsari, Niken Larasati .(2011). “Efek Rumah Kaca”. Tersedia :http://chanlarasati.blogspot.com/2011_04_01_archive.html [23 Mei 2012]
Thohiron, Dion.(2011). “Pengertian Efek Rumah Kaca”.Tersedia : http://id.shvoong.com/exact-sciences/earth-sciences/2261143-pengertian-efek-rumah-kaca/#ixzz1seSFDvXw . [21 April 2012]
Wikipedia. “Fotosintesis”. Tersedia : http://id.wikipedia.org/wiki/Fotosintesis

Comments