Mengisi Waktu Luang dengan Menulis Puisi

Menulis puisi merupakan kegiatan yang menyenangkan, meskipun tak semua orang senang menulis puisi. Namun, bagi saya menulis puisi merupakan salah satu sarana untuk mencurahkan isi hati, baik itu senang, sedih, kesal dan perasaan lainnya. Menulis puisi di waktu luang mampu memberikan manfaat tersendiri. Manfaat yang saya dapatkan seperti berikut :



  1. Memiliki kumpulan puisi
  2. Dapat mencurahkan isi hati
  3. Perasaan menjadi lebih baik ketika kita menuangkannya ke dalam tulisan
  4. Menambah pengetahuan/penguasaan kata, seperti kata kiasan
  5. Melatih otak untuk terus berfikir dalam keadaan santai di waktu luang.
Saya senang menulis puisi di waktu luang, terkadang setiap suasana yang terjadi
ingin saya tulis dan simpan untuk dikenang dimasa mendatang. Sebenarnya saya tidak menguasai teknik membaca puisi, saya juga bukan orang bahasa yang jauh lebih mengerti tentang puisi, namun saya hanya mencoba mengisi waktu luang dengan hal-hal yang bermanfaat.
Beberapa puisi-puisi tersebut akan saya simpan di blog saya ini, tidak terlalu bagus sih, namun puisi-puisi ini tercipta dari setiap suasana saya. Ini dia puisi-puisinya :

Hujan di Senja Hari
Aku berlalu terbawa angin membawaku
Dibawah tetesan kecil dalam aura senja
Tetesan kecil bertambah..
Memuncak.. serbuannya semakin kuat
Aku berlari...
Berlindung pada sang pohon rindang
Ribuan tetesan hujan pun berlari..
Ikuti tetesan hati kala berlalu darimu
dan rinduku lebih dahsyat dari hujan senja ini
-vadyanita-

Tak Temukan Jalan Lain
Seperti mengukir di dalam air
Seperti menulis yang tak kunjung usai
Seperti menggambar sketsa abstrak setengah kertas

Membuntu di ujung dinding tak berwarna
Pudar kusam jelas tergambar
Namun kilaunya tetap menyapa
Lembut namun menakutkan

Tak menemukan jalan lain tuk aku lalui
Namun begitu jelas kilaunya tertuju ke balik dinding
Aku retak membeku memucat
Namun aku tak temukan jalan lain
Tetap berdiri dengan harap kosong

Kembali dengan kisah tak kunjung usai
Membuntu karna harap kan berlalu
Tanpa perubahan
-vadyanita-

Hilang
Segenap harap gelap bergemuruh di barat,
senja berlalu tinggalkan sebentuk warna kusam pucat
Semilir angin menunggu tanpa berhembus ke samudra
Dalam sudut rindu
harap muncul dan hilang begitu saja
Tak ada terang dan tenang untuk waktu panjang
Terhampar jauhnya waktu dalam tatapan hampa
Hilang
-vadyanita-

Di Jalan itu
Menatap alunan simphoni di jalan itu
Menjauh dengan langkah cepatnya
Berlalu tanpa berbalik
Menatap alunan simphoni di jalan itu
Berlalu, ia terus berlalu
Menggetarkan hati yang ingin menangis
Semakin ia jauh
Semakin tumpah tetesan hatiku
Hanya kuseka dengan senyum tipis
Terdiam kaku menatap jauh
Mataku tertuju pada jalan itu
Jalan, dimana kau hilang senja ini
-vadyanita-

Sendiri
Aku sendiri tak kesepian
Aku mampu melepas tawa
Bahagia dengan sederhana
Apa adanya
Berputar menghadap angin
Merentangkan kedua lengan
Menghirup sejuknya udara
Tersenyum bahagia

Aku sendiri tak kesepian
Nilailah aku apa
Sendiri berlari melawan hembusan angin
bebas lepas, aku bahagia
Aku sendiri
Masih sendiri
Lihatlah aku apa
Sungguh tak pernah ada kata kesepian
-vadyanita-

Satu Kata
Satu kata tertajam menggores hatiku
Makna yang menyelusup menembus jantungku
Tak mampu kupungkiri makna itu
Menghentikan denting simphoni
Menjadikan sepi
Penuh kecewa
-vadyanita-

Sederhana
Tak ada susunan kata indah tuk wakili gejolak rasaku
Gejolak yang meluap di palung hatiku
Tak ada uraian lain selalin kau di pikiranku
Hati yang tak kuasa membendung angan dan harap
Sesak tanpa suara
Menatap gambaran dua dimensi sederhana itu
Gelak tawa dan senyum merekah muncul selalu
-vadyanita-


Kembalikan Cahayanya

Bangkit dan melangkah, 
bertahan dalam pekat kala mentari tertelan bumi.
Meski ragu, 
dalam diam kunanti sang waktu kembalikan cahayanya.

-vadyanita-

Comments

Post a Comment