Menulis puisi merupakan kegiatan yang menyenangkan, meskipun tak semua orang senang menulis puisi. Namun, bagi saya menulis puisi merupakan salah satu sarana untuk mencurahkan isi hati, baik itu senang, sedih, kesal dan perasaan lainnya. Menulis puisi di waktu luang mampu memberikan manfaat tersendiri. Manfaat yang saya dapatkan seperti berikut :
- Memiliki kumpulan puisi
- Dapat mencurahkan isi hati
- Perasaan menjadi lebih baik ketika kita menuangkannya ke dalam tulisan
- Menambah pengetahuan/penguasaan kata, seperti kata kiasan
- Melatih otak untuk terus berfikir dalam keadaan santai di waktu luang.
Saya senang menulis puisi di waktu luang, terkadang setiap suasana yang terjadi
ingin saya tulis dan simpan untuk dikenang dimasa mendatang. Sebenarnya saya tidak menguasai teknik membaca puisi, saya juga bukan orang bahasa yang jauh lebih mengerti tentang puisi, namun saya hanya mencoba mengisi waktu luang dengan hal-hal yang bermanfaat.
Beberapa puisi-puisi tersebut akan saya simpan di blog saya ini, tidak terlalu bagus sih, namun puisi-puisi ini tercipta dari setiap suasana saya. Ini dia puisi-puisinya :
Hujan di Senja Hari
Aku berlalu terbawa angin membawaku
Dibawah tetesan kecil dalam aura
senja
Tetesan kecil bertambah..
Memuncak.. serbuannya semakin kuat
Aku berlari...
Berlindung pada sang pohon rindang
Ribuan tetesan hujan pun berlari..
Ikuti tetesan hati kala berlalu
darimu
dan rinduku lebih dahsyat dari hujan
senja ini
-vadyanita-
Tak Temukan Jalan Lain
Seperti mengukir di dalam air
Seperti menulis yang tak kunjung
usai
Seperti menggambar sketsa abstrak
setengah kertas
Membuntu di ujung dinding tak
berwarna
Pudar kusam jelas tergambar
Namun kilaunya tetap menyapa
Lembut namun menakutkan
Tak menemukan jalan lain tuk aku
lalui
Namun begitu jelas kilaunya tertuju
ke balik dinding
Aku retak membeku memucat
Namun aku tak temukan jalan lain
Tetap berdiri dengan harap kosong
Kembali dengan kisah tak kunjung
usai
Membuntu karna harap kan berlalu
Tanpa perubahan
-vadyanita-
Hilang
Segenap harap gelap
bergemuruh di barat,
senja berlalu tinggalkan
sebentuk warna kusam pucat
Semilir angin menunggu
tanpa berhembus ke samudra
Dalam sudut rindu
harap muncul dan hilang
begitu saja
Tak ada terang dan
tenang untuk waktu panjang
Terhampar jauhnya waktu
dalam tatapan hampa
Hilang
-vadyanita-
Di Jalan itu
Menatap alunan simphoni di jalan itu
Menjauh dengan langkah cepatnya
Berlalu tanpa berbalik
Menatap alunan simphoni di jalan itu
Berlalu, ia terus berlalu
Menggetarkan hati yang ingin
menangis
Semakin ia jauh
Semakin tumpah tetesan hatiku
Hanya kuseka dengan senyum tipis
Terdiam kaku menatap jauh
Mataku tertuju pada jalan itu
Jalan, dimana kau hilang senja ini
-vadyanita-
Sendiri
Aku sendiri tak kesepian
Aku mampu melepas tawa
Bahagia dengan sederhana
Apa adanya
Berputar menghadap angin
Merentangkan kedua lengan
Menghirup sejuknya udara
Tersenyum bahagia
Aku sendiri tak kesepian
Nilailah aku apa
Sendiri berlari melawan hembusan
angin
bebas lepas, aku bahagia
Aku sendiri
Masih sendiri
Lihatlah aku apa
Sungguh tak pernah ada kata kesepian
-vadyanita-
Satu Kata
Satu kata tertajam menggores hatiku
Makna yang menyelusup menembus
jantungku
Tak mampu kupungkiri makna itu
Menghentikan denting simphoni
Menjadikan sepi
Penuh kecewa
-vadyanita-
Sederhana
Tak ada susunan kata indah tuk
wakili gejolak rasaku
Gejolak yang meluap di palung hatiku
Tak ada uraian lain selalin kau di
pikiranku
Hati yang tak kuasa membendung angan
dan harap
Sesak tanpa suara
Menatap gambaran dua dimensi
sederhana itu
Gelak tawa dan senyum merekah muncul
selalu
-vadyanita-
Kembalikan Cahayanya
Bangkit dan melangkah,
bertahan dalam pekat kala mentari
tertelan bumi.
Meski ragu,
dalam diam kunanti sang waktu
kembalikan cahayanya.
-vadyanita-
Tinggalkan komentarnya yahhh... ^_^
ReplyDelete