Kumpulan Puisiku II

Warna
Eva Dianita

Kelam tak berubah menjadi benderang...
Namun hilang tanpa kesan...
Ombak yang menjadi tawar..
Tanpa warna dengan pasir yang memucat..
Berjalan meninggalkan tepi...
menginjak kerikil pasir pucat yang semakin tertinggalkan...
Jalanan menghitam...
Tak menghentikan jejak kaki menapaki alur kisah tak bertema
Berteman jutaan warna dalam setiap langkah...
Warna yang tak henti meninggalkan senyumannya...

Meski pudar warna sang benderang..
Bahkan sekalipun ia menghilang...
Masih mampu kugenggam dan kutatap sejuta warna
Hingga kutemukan makna dan akhir yang sempurna..

_________________________________________________________________

Kesedihan Entah Mengapa
Eva Dianita

Bersama pelangi kulangkahkan kakiku pergi…
Beranjak dari tempatku bercengkrama…
Klihat sosoknya berjalan di depanku…
Disaat kupergi ia tiba..
Baru pulang dari persiapan rencana esok hari
Itulah kabar buruknya..
Menunduk kaku dengan kesedihan entah mengapa
Jalan itu begitu sempit…
Ia melaju kearahku..
Giliranku membuka celah untuknya berjalan…
Berpapasan tanpa sedetik tatap
berlalu dengan kesedihan entah mengapa…
Karena ia kan ciptakan kejutan manis…
Bukan untukku…

__________________________________________________________________

Nada Terakhir
Eva Dianita

Kan kudentingkan sebuah nada terakhir…
Ini nada terakhir..
Kau takan terganggu bising itu lagi
Riuh nada itu tlah terhempas dengan kisah satu kalimat
Berjalanlah setenang angin…
Nikmati alurmu yang tlah terkonsep sedari dulu..
Nada bising itu hanyalah jeda tak berarti..
Hebat karena kau mampu lalui itu..

_________________________________________________________________

Rindu yang Tersenyum
Eva Dianita
Ingat kala asa tersampaikan pada sang gerimis..
Tersenyum pada embun dan menatap tiap rintik hujan
Bercerita tentang rindu yang tersenyum manis..
Udara bak berwarna..
Cerah tanpa duka.. Kala itu..
Lantas kemana udara penuh warna itu..?
Kemanakah rindu yang selalu tersenyum..?
Apakah sang waktu memainkan alur ceritanya?
Inikah titik jenuhnya..?
Rindu tak lagi tersenyum…
Terkadang isak tangisnya pun terdengar
Senyumnya beralih pilu..
Sang tepian mata membawa angin dingin pada pandangannya
Membekukan rindu…
Menyapu habis senyuman yang berwarna itu

__________________________________________________________________

Untaian Bait
Eva Dianita

jika untaian bait ini menjadi lirik yang nyata...
bisakah ia terdengar sejauh anganku..?
jika untaian bait ini menjadi lirik yang nyata..
adakah nada yang sudi mendampinginya...?
Jika memang ada lirik nyata itu...
bisakah.. simphoni itu tercipta?


____________________________________________________________________________

Serbuan Kata Hatinya
Eva Dianita
 
serbuan kata hatinya meluluh lantahkan serpihan karang...
meski makna tersembunyi tak tertemukan...
namun di balik kisah sang ombak.. tak ada tepian bersamanya...
Ia akan merindukan udara samudra yang dilaluinya...
Ia bersedih dengan serbuan kata hatinya...
ucap maaf itu deburan terdahsyat dari gelombang ketulusan...
do'a dan kasihnya mengikis karang..
semakin mengkiskan.. hingga karang penghalang lenyap..
pada akhirnya... ia temukan tepian hati nyatanya...



_____________________________________________________________________________

Rangkaian Kata
Eva Dianita
 
kurangkai kata-kata...
singkat terisi makna..
untuknya tetap berpijak disana..
untuknya tetap melangkah di sana...
melewati tiap tangga berbatu dengan kobaran semangat yang takan padam...
dan ia merangkai kata yang sama...
persis tanpa pembeda...
rangkaian kata untuk hati lain melangkah bersamanya...
____________________________________________________________________


Entah Apa
Eva Dianita
 
aroma rintik hujan yang mengguyur bumi sore ini...
nampak tenang dalam udara hampa biasa saja...
riuh roda-roda di jalanan
bukan lagi bising yang mengesalkan...
ada segenap pikir yang berputar di benakku...
entah apa itu.. entah apa..


______________________________________________________________________________

Kehilangan Jangkauan
Eva Dianita
 
Radarku kehilangan jangkauannya...
Berlayar terlalu jauh, dan menjauh..
Setiap kapal penolong kuabaikan..
Tersadar aku sendirian..
Berlayar dan kehilangan jangkauan...
Tak di temukan..
Tak di temukan..
Itulah pesan yang diterimanya..
Radarku kehilangan jangkauannya...
_____________________________________________________________________
Pesiar
Eva Dianita
 
Ia adalah salah satu pesiar yang ku abaikan...
Sekarang kerlipnya semakin terang..
Keindahannya mendatangkan kekaguman mata yang melihatnya..
Setitik cahaya ini takan mampu menandingi kerlipnya...
Ia lukiskan senyuman di wajahnya..
Tak ada yang hilang memang...
Seorang teman baik... namun begitu jauh...
Dari jauh disana pun...kerlipnya terpancar hebat...
Kesalahanku menyia-nyiakan hadirnya... menjauhkannya...
Hingga ia meninggalkan kerlip yang selalu dirindukan...

Comments