Keliling Kota Bogor



Ini cerita saya ketika berada di Kota Bogor. 2 minggu yang lalu saya dan dua orang teman saya yaitu Pipit dan Elis berangkat menuju kota hujan alias Bogor. Kebetulan kami memang mempunyai tugas di sana yaitu menyebarkan surat-surat permohonan delegasi kompetisi matematika ke beberapa SMA sederajat.  Meskipun jarak dari Bandung ke Bogor itu lumayan jauh tapi kami senang mendapat tugas ini,  karena kami memang suka berkunjung ke tempat-tempat jauh. Tak hanya jarak, sebenarnya kami juga belum pernah berkunjung ke kota hujan itu sebelumnya, kecuali Elis yang pernah berkunjung sekali kesana. Elis pernah mengunjungi rumah kakaknya yang tinggal di Kota Bogor. Meskipun begitu ia tidak begitu mengenal daerah Bogor.
Kamis pagi kami sepakat untuk berkumpul di kampus dan berangkat pukul 11.00 dari kampus bersama-sama. Singkat cerita sekitar pukul 12 siang kami sampai di terminal Lewi Panjang dan memilih untuk naik bis jurusan Bandung-Leuwi Liang, berangkat pukul 12.30. Sepanjang perjalanan, yang kami lakukan adalah tidur, ngemil, ngobrol dan dengan keponya kami selalu melihat keadaan sekitar jalan yang dilalui. Awan mendung dan hujan deras menemani sepanjang perjalanan kami, yang kami takutkan setibanya di Bogor disambut dengan hujan. Namun setibanya disana jalanan kering tidak ada hujan, hanya awan mendung saja.
Setelah kurang lebih 3 jam setengah diperjalanan kami turun di Jalan baru kota Bogor, rupanya disana sudah ada kakak Elis yang menunggu kami. Kami pun langsung menghampiri, bersalaman dan berkenalan. Kemudian kakak Elis mengajak kami untuk makan terlebih dahulu, saya dan Pipit hanya bertatapan saja, rencananya kami ingin hemat disana cukup dengan mie instan atau telur ceplok saja kalau urusan makan, tak perlu pergi ke tempat makan. Rupanya itu adalah traktiran dari kakaknya Elis, beruntung banget kami disaat perut memang sedang keroncongan eh ada yang traktir makan. ^_^ Terimakasih banyak kakak...
Rencananya kami akan memulai menyebarkan surat besok pagi, sehingga di malam harinya kami menyusun strategi terlebih dahulu. Mulai dari mencari alamat di internet, melihat peta di Google maps, sampai bertanya pada kakak Elis. Setelah bertanya rupanya banyak perubahan rencana yang kami lakukan, kemudian setelah menyusun rencana baru kamipun membuat peta perjalanan yang akan dilakukan.
Pukul 05.00 pagi kami bertiga bangun, terdengar suara gemericik hujan di luar sana. “Ya ampun.. hujan?”. Sepertinya hujan tidak berhenti, dan rupanya memang benar kami sudah siap berangkat namun hujan tetap deras. Tak bisa mengunggu lebih lama lagi kamipun berangkat mengenakan payung, masing-masing dari kami memang sudah persiapan membawa payung dari rumah. Sekolah pertama yang kami kunjungi jaraknya tidak jauh dari rumah kakak Elis, cukup dengan jalan kaki saja dan kamipun tiba di salah satu SMA Negri di daerah Budi Agung Jalan Baru. Setelah selesai menyerahkan surat dan menjelaskan sedikit mengenai acara yang akan diadakan kampus kamipun kembali meneruskan perjalanan, kali ini kami harus naik angkot karena jaraknya cukup jauh. Sepanjang perjalanan kami tidak pernah terlepas dari peta dan banyak bertanya pada orang-orang di sekitar, mulai dari sopir angkot, ibu-ibu di angkot, pedagang kaki lima, orang yang sedang membeli makanan, pak satpam, ibu-ibu yang lewat, ibu-ibu naik motor dan masih banyak lagi. Jadi kayak Dora The Explorer. Kami sempat nyasar dan yang terparah kami kebanjiran. Sepatu saya penuh dengan air, tinggi air dijalanan yang kami lewati memang tidak begitu tinggi hanya sedikit diatas mata kaki saja. Meskipun demikian arus airnya begitu deras ditambah angin yang cukup kencang membuat kami harus berhati-hati dalam berjalan dan menggenggam erat payung-payung kami. Pakaian yang semula kering menjadi lembab basah terkena air hujan, padahal masing-masing dari kami membawa payung. Tetapi tetap saja pakaian kami terkena air hujan dan menjadi basah.

Korban yang terparah adalah kertas-kertas yang kami bawa menjadi basah, karena hujan sepertinya tidak ingin reda. Ada pun hujan reda paling sesekali itupun sebentar. Baju basah, sepatu apalagi... kebanjiran sepatu saya dan kawan-kawan, kaki sakit karena perjalanan yang cukup jauh dan tidak ingin berhenti sebelum semua sekolah selesai kami kunjungi. Sepanjang perjalanan kami sempat kebingungan dengan warna angkot yang sama yaitu hijau, yang membedakan adalah warna plat bawah angkot dan nomor yang tertera di angkotnya. Kami juga melalui beberapa tempat di bogor, dan berfoto-foto di sana. Kalau dipikir-pikir suasana di Bogor itu mirip suasana di Dago, itu menurut saya dan teman saya pipit. Ketika menaiki angkot kami sering sekalimelewati tempat-tempat penjual oleh-oleh khas Bogor. Banyak pedagang-pedagang talas berjualan di pinggir jalan. Dengan angkot atau angkutan kota dan berjalan kaki kami berkeliling kota.
Akhirnya tugas kamipun selesai sekitar pukul 12.30. Target mengunjungi 11 sekolah hari itu pun terlaksanakan, kami kembali pulang naik bis yang menuju ke Jalan Baru. Sesampainya disana kami mampir dulu membeli cemilan untuk besok pulang karena tugas sudah selesai kami berencana untuk pulang besok. 3 surat untuk sekolah-sekolah di Kabupaten Bogor kami titipkan saja kepada teman kakak Elis yang tinggal di daerah yang dekat sekolah-sekolah disana, karena jarak yang terlalu jauh tidak mungkin cukup waktu kami untuk menyerahkan surat secara langsung. Setelah membeli makanan secukupnya kamipun kembali ke rumah kakak Elis yang nampak seperti kosan bagi kami, karena hari ini kakak Elis pulang ke Bandung. Tinggal kami bertiga saja, beristirahat, nonton dan tanpa terasa cemilan yang semula dipersiapkan untuk perjalanan pulang besok pun habis. Kami seperti kelaparan saja, mungkin karena lelah dan udara dingin yang disebabkan hujan yang tak kunjung henti. Elis pun akhirnya memasak mie milik kakaknya, karena baru pertama kali memasak mie itu dan tidak dibaca terlebih dahulu alhasil mie goreng pun menjadi mie kuah hambar. Namun Elis masih ada cara membuat mie terasa lebih enak. Malam hari kami sibuk dengan ponsel dan notebook, mencari tempat penjual oleh-oleh bogor terdekat dengan bermacam-macam oleh-oleh khas Bogor. Tak lama kami kembali lapar dan memutuskan untuk memasak somay yang dibawa Pipit dari rumahnya, somay ayam buatan ibu pipit ini enak sekali rasanya. Kita tinggal memanaskannya saja dengan cara dikukus kemudian membuat kuah somaynya ala selera masing-masing. Kamipun akhirnya kenyang makan dengan sup somay + nasi yang rasanya enak banget.. 
Keesokan paginya kamipun berkemas dan berangkat, sebelumnya kami berencana membeli makanan lagi karena sudah habis termakan kemarin. Kemudian pergi membeli oleh-oleh yang kami kira berada jauh dari daerah jalan baru rupanya dekat sekali, sangat dekat. Kamipun menyebrang dari tempat kami berdiri, sesampainya disebrang tibalah bis yang menuju ke Bandung. Kami kebingungan, jika menunggu lagi bis akan tiba lama sekali namun jika kami langsung pulang maka kami tiba di Bandung tanpa oleh-oleh. Kami pun memutuskan untuk membeli makanan dan oleh-oleh terlebih dahulu. Setelah itu sejam lebih kami menunggu di pinggir jalan tak ada juga bis yang lewat. Kamipun memutuskan untuk pergi ke terminal dan naik bis jurusan Bandung-Bogor disana. Kmi pun naik bis menuju terminal dan jalan kaki cukup jauh lagi deh, karena kami tidak mengenal terminal di sana jadi tidak tahu keberadaan bis menuju bandung berada, tak apalah berjalan jauh berkeliling-keliling lagi yang penting sampai di bis dan pulang ke Bandung.
Inilah perjalanan kami di Bogor. Pengalaman yang sangat mengesankan karena sering sekali nyasar, tapi ini kan baru Bogor. Kota mana lagi yah yang akan kami lalui berikutnya?
Suatu saat nanti saya berharap bisa keliling Indonesia bahkan sampai keliling dunia, meskipun dengan jalan kaki lagi dan lagi, tapi ya beginilah jalan-jalan.. harus benar-benar berjalan 
Selain angkutan umum... di Bandung kami sering jalan kaki, di Bogor juga jalan kaki sampe ke manapun dan dimanapun nanti kami tetap senang jalan kaki. Jalan kaki adalah olahraga paling mudah tetapi manfaatnya mahal. Selain itu sedikitnya kita telah mengurangi polusi, gak jauh-jauh amat mah jalan kaki aja. Kita cuman punya satu bumi, kita tinggal, makan, minum, bernafas, belajar, beraktifitas, dan beristirahat disana. Meski dengan cara yang kecil dan tidak seberapa, setidaknya kita harus menjaganya.

Comments