Siapapun Berhak Punya Mimpi dan Selama Mimpi itu Gratis maka Bermimpilah

Salah satu mimpi dari sekian banyaknya impian saya adalah ingin menjadi seorang pengusaha.
Sesuai dengan apa yang sedang saya jalankan saya saat ini, usaha butik. Yaitu usaha yang saya rintis bersama keempat sahabat saya. Salah satu mimpi saya adalah menjadi seorang pengusaha sukses. Saya tak pernah tanggung-tanggung dalam bermimpi dan bercita-cita, ya.. selama bermimpi itu gratis bermimpilah sebanyak dan setinggi yang kau inginkan. Karena dengan mimpi kita akan berusaha, dengan berusaha kita mengalami kegagalan, dengan kegagalan kita bangkit dan mencapai kesuksesan pada akhirnya. Jangan takut dengan impian yang banyak dan begitu tinggi, karena impian itu bisa jadi nyata setidaknya satu dari sekian impian itu pasti terwujud jadi kenyataan.
Ini mengingatkan kembali pada percakapan saya dengan seorang sahabat tahun 2009 lalu. Sahabat saya ketika saya masih duduk di bangku SMA. Ia adalah sahabat baik yang sangat baik dan belum pernah saya temui sahabat sebaik dia sebelumnya ataupun setelahnya, sampai saat ini. Dia adalah sahabat yang bisa membuat saya tertawa lepas, kita selalu bersikap apa adanya layaknya saudara, kita sering membuat cerita dengan alur yang aneh dan lucu, kita sering mendubbing gambar-gambar yang terdapat pada buku pelajaran dan kemudian tertawa lepas, dan banyak hal penuh keceriaan lainnya yang selalu saya rindukan. Kami adalah pemimpi, saya adalah pemimpi, salah satu impian saya adalah memiliki sebuah perusahaan, atau berbisnis. Saya ingin menjadi seorang pengusaha begitupun sahabat saya itu. Sahabat saya yang begitu banyak memberi inspirasi dan motivasi disetiap harinya itu jauh lebih dulu mengatakan bahwa ia memiliki impian menjadi seorang pebisnis, cita-citanya adalah menjadi seorang bisnis women dan saya do’akan selalu semoga cita-citanya dapat tercapai. Namun sebenarnya semenjak saya belum mengenalnya pun itu adalah salah satu mimpi saya, kita punya mimpi yang sama. Selain itu kita juga sama-sama seorang pemimpi, dengan jutaan mimpi yang tak terhingga tingginya.
“Dan kita tak pernah peduli seberapa mustahilnya impian itu, yang kita yakinkan dan percaya adalah impian itu bisa jadi nyata. Itu saja” Kalimat ini memang sepertinya belum kita bicarakan sebelumnya, namun saya yakin sahabatku itu setuju.
Dari ingatan saya tentang sahabat saya ini, saya berpikir jauh hingga ingatan lainpun bermunculan, mulai dari usaha yang sudah saya lakukan semenjak masih di Sekolah Dasar. Pertama ingatan saya yang muncul adalah ketika saya berjualan gambar. Dahulu, semenjak saya SD saya senang membuat gambar, hingga dari hobi saya itu saya jadikan peluang untuk berdagang. Berawal dari seorang teman yang meminta saya membuatkan gambar tak berwarna untuk ia warnai dirumah karena hobinya adalah mewarnai. Kemudian teman-teman yang lain mengikuti dan semakin banyak yang meminta dibuatkan gambar untuk diwarnai,  teman-teman saya pun sering membayar gambar saya, per gambar mereka hargai Rp.100 sampai Rp.200 tergantung kerumitan gambar tersebut. Dari sana saya pun akhirnya membuat banyak gambar-gambar dengan pensil yang kemudian ditebalkan dengan spidol hitam. Gambar-gambar tersebut saya perbanyak dengan cara membawanya ketempat photocopy. Keesokan harinya saya bawa ke sekolah dan ternyata banyak yang senang dengan gambar-gambar saya dan membeli gambar tersebut. Mulai dari teman sekelas, adik-adik kelas sampai kakak kelas menyenangi dan membeli gambar-gambar saya. Saya sangat senang sekali, hingga akhirnya setiap hari saya menggambar banyak sekali gambar-gambar unik lainnya. Dahulu saya tidak pernah menghitung keuntungan, ataupun modal atau apapun, bahkan bagi teman saya yang belum membayar dan tak membayar karena mungkin lupa saya biarkan saja. Yang terpenting adalah mereka senang dengan gambar saya, dan apa yang saya lakukan bisa lebih berarti untuk seukuran anak SD ini. Hal ini berlanjut hingga saya SMP, tetapi di SMP kurang peminat untuk mewarnai sehingga gambar-gambar tersebut saya titipkan pada adik saya yang juga menyukai gambar-gambar saya. Ia menjualnya pada teman-temannya di SD dan mereka menyukainya bahkan ada permintaan-permintaan ingin dibuatkan gambar ini, gambar itu, dan sayapun membuat gambar sesuai keinginan mereka.
Saya adalah anak dari keluarga yang bisa dikatakan mampu, saya tidak pernah bertujuan mencari uang tambahan, tetapi hanya untuk sekedar mengisi waktu luang saja dan karena memang saya sangat senang menggambar. (anak-anak seharusnya jangan bekerja, dimasa ini mereka seharusnya belajar dan bermain dengan teman-temannya). Dapat menghasilkan sesuatu dari hobi itu rasanya sangat menyenangkan. Uang yang saya peroleh juga biasanya untuk saya belikan cemilan atau jajanan anak-anak dan berbagi bersama teman-teman, adik-adik atau untuk biaya photocopy dan kertas lagi untuk menggambar, sebagian juga ada yang saya masukkan kedalam celengan yang entah sudah kemana itu celengan. Mungkin sudah saya pecahkan dan saya belikan sesuatu.
Saat itu bagi saya tak ada hari tanpa menggambar, hingga saya bercita-cita menjadi seorang seniman nantinya yang dimana karya saya dapat berguna dan dapat membuat mereka yang melihatnya merasa senang dengan karya saya tersebut. Eh, kesebut nih salah satu impian saya, menjadi seorang seniman juga adalah salah satu impian saya.
Yang kedua, dulu ketika SD, saya dan adik-adik saya juga sempat berjualan mainan bekas. Iya mainan bekas, dahulu banyak sekali mainan tak terpakai memenuhi ruangan kamar kami. Diantaranya terdapat mainan-mainan bagus yang sudah bosan kami mainkan, kamipun menjualnya pada teman yang rumahnya tidak berjauhan dari rumah. Lagi-lagi ternyata banyak yang tertarik dengan apa yang saya jual ini, harga yang kami tawarkan memang murah bahkan jauh dari harga asli mainan itu. Membuat mereka senang dengan memiliki mainan baru rasanya senang sekali meskipun mainan kami semakin sedikit dan berkurang. Namun, usaha ini berhenti ketika salah seorang teman mengembalikan mainan yang dibelinya, dengan alasan disuruh ibunya untuk dikembalikan pada kami “kata ibu, nanti mamah kamu marah kalau mainannya diambil sama aku” ujarnya, kemudian  ia mengembalikan mainan tersebut dan sayapun mengembalikan uangnya. Ini cukup membuat kami kecewa karena ibunya mengira kami masih anak-anak dan ini hanya permainan jual beli bohongan belaka yang jika permainan sudah selesai, semua kembali seperti semula karena itu sekedar main-main belaka. Begitulah sampai akhirnya usaha dagang berdagang saya ketahuan orang tua dan disuruh untuk berhenti, katanya “seperti tak dikasih uang jajan saja sama orangtua, masa jualan mainan bekas?”. Iya juga sih, tapi apa salahnya? Daripada barang-barang bekas itu malah menumpuk tak terpakai. Tetapi, suatu hari ada juga teman yang datang kerumah dan menanyakan “masih jual mainan ga? Mainan kamu itu bagus-bagus” katanya. Kami katakan saja sudah tidak jual apa-apa lagi, dan teman saya itu pun kelihatannya kecewa “padahal saya suka mainan-mainan kamu yang gak tau harus saya beli dimana”katanya. Padahal dengan mainan yang kami jual murah anak-anak yang awalnya tak memiliki mainan jadi punya mainan baru kan? Hmm jawabannya adalah “bisa jadi” eh. Tetapi lebih baik bermain bersama dan berbagi mainan atau saling meminjamkan saja. Mencoba membuat usaha dimasa anak-anak itu hanyalah permainan belaka. Sekali lagi, karena masa anak-anak adalah masanya belajar dan bermain.
Dari sini saya melihat keadaan anak-anak itu ternyata berbeda-beda yah... iya karena ada sebagian anak yang begitu mudah mendapatkan mainan dan mempunyai banyak mainan, tetapi ada sebagian anak yang bahkan tidak memiliki mainan.  Tapi bagi seukuran anak-anak daripada berjualan lebih baik mengajak teman itu untuk main bersama saja, dan saling meminjamkan mainan.
Keinginan saya membuat usaha sudah muncul sejak saya masih kecil, meskipun dahulu saya masih belum mengerti untuk apa kita membuat usaha.
Ketiga, ketika saya sudah duduk dibangku kuliah, saya mengajak adik-adik saya untuk membuat sebuah usaha baru dari kain planel seperti membuat gantungan atau bros dari kain planel, kami pun pergi mencari tempat penjual kain planel dan segala perlengkapan menjahit untuk membuat gantungan ataupun bros. Sebenarnya usaha ini mengikuti usaha sahabat saya di kampus. Saya memang tak sempat bercerita padanya tentang usaha ini, tadinya jika berjalan sukses saya akan bergabung dengannya. Sehingga menjadi usaha bersama.
Pembuatan gantungan dan bros itu saya buat sendiri saja karena adik-adik saya tidak bisa membuatnya, gantungan dan bros yang sudah jadipun adik-adik saya jual ke sekolah mereka namun kurang sekali peminatnya ini berbanding terbalik dengan usaha saya ketika SD dulu, kemudian saya titipkan saja di warung bibi saya, tetapi setelah sekian lama saya simpan bros-bros dan gantungan itu ternyata hanya terjual sedikit. Usaha ini pun tidak saya lanjutkan, karena kurangnya peminat untuk usaha ini. Dan mungkin karena tujuan awal saya dengan usaha ini adalah mencari keuntungan dengan segera. Tak seperti dulu yang tujuannya adalah membuat teman-teman senang.
Keempat yaitu saat ini sejak Mei 2014 saya mengajak keempat sahabat saya dikampus untuk membuat sebuah butik, berawal dari obrolan biasa tentang kesenangan kami membuat pakaian-pakaian dengan desain sendiri rupanya mereka menanggapi pembuatan butik ini dengan serius. Dengan bantuan dari ibu seorang sahabat saya yang pandai menjahit, dan dengan modal keberanian saya dan keempat teman saya pun membuat butik online. Kami membagi tugas yang berbeda-beda ada bagian pencari bahan dan pengolah bahan (jahit menjahit), marketing, advertising, desain grafis, acounting dan lain-lain. Saya harap usaha ini bisa sukses seperti apa yang saya harapkan. Kebetulan saya dan keempat teman saya memang sekumpulan pemimpi yang sedang mencari arah untuk merealisasikan jutaan impian-impian kami yang tingginya tak terhingga. Impian-impian yang jauh dari mungkin bahkan sebagian mendekati mustahil dan mustahil, untuk jadi nyata. Tapi sang pemimpi ini kuat dengan keyakinannya bahwa mimpi apapun itu bisa jadi nyata. Tujuan kami adalah membuka usaha dengan proses dari nol meskipun modal usaha juga dapat dikatakan nol rupiah, meskipun tak ada yang terjual, tak ada pembeli sekalipun usaha ini takkan pernah berhenti, karena kami yakin suatu hari nanti banyak yang senang dengan desain pakaian butik kami, banyak pelanggan dan pembeli. Kami yakin kesuksesan kami sudah menunggu. Ini adalah proses, tahapan yang perlu saya lalui dengan usaha dan kerja keras. Terwujudnya impian-impian kita tak lepas dari kemauan, usaha dan kerja keras diri kita sendiri.

Kembali lagi ke sahabat saya yang bercita-cita menjadi bisnis women itu, saya berharap suatu hari nanti kita dapat sukses bersama. Saya pernah mengatakan itu padanya dulu, saya berharap suatu saat nanti kita sama-sama menjadi orang sukses. Dan demi mewujudkan harapan saya, saya takkan pernah berhenti berusaha, mencari dan kerja keras, sahabatku. Saya akan terus berlari mengejar mimpi, takkan berhenti meski terjatuh, saya akan terus bangun dan berlari lagi. Sahabatku yang paling baik, disini saya menemukan sahabat-sahabat yang seperti kita, pemimpi. Semoga kamu juga bertemu pemimpi-pemimpi lainnya. Saya berharap kita bisa mencapai mimpi-mimpi itu secepatnya tepat diwaktu yang bersamaan, bertemu dengan impian yang sudah kita genggam erat dan takkan pernah kita biarkan hilang dan lepas begitu saja. Sahabatku, seperti apa yang pernah kutuliskan untukmu bahwa sahabatmu ini takkan pernah berubah sampai kapanpun karena kau sahabatku. Tetap senang menghilang dan sulit ditemui, inilah sahabatmu yang aneh. Kini kita tak seperti dulu selalu bersama setiap hari. Namun, bagi sahabatmu ini tak ada jarak ataupun waktu yang dapat memudarkan persahabatan kita. Ayo kita kejar dan raih impian kita yang terlalu banyak itu, dimanapun saya dimanapun kamu. Dan semoga dalam perjalanan meraih mimpi itu kita bertemu untuk mewujudkan semua impian kita. Kalimat yang selalu saya ingat dari sahabat baik sepertimu adalah “gak apa-apa sholatnya terlambat, daripada tidak sholat” atau “gak apa-apa mukenanya begini (kurang bersih) daripada tidak sholat” ujarmu ketika hendak melaksanakan sholat di mushola sekolah. Ini adalah kalimat yang selalu mengingatkanku untuk sholat sampai saat ini sahabat, kau bisa dapat pahala dari ini. Dalam keadaan apapun dan bahkan dalam keadaan yang tidak memungkinkan pun kau begitu rajin melaksanakan kewajibanmu kepada sang maha kuasa sahabatku. Setiap saranmu, nasihat, arahan dan jutaan motivasi lainnya, inspirasi lainnya darimu masih tersimpan rapi diingatan sahabatmu ini meskipun kau sudah melupakannya sekalipun. Saya bukanlah seorang motivator handal, tetapi semoga tulisan ini bisa menjadi motivasimu, motivasi saya, motivasi sahabat lainnya dan pemimpi lainnya. Ingatlah tak ada yang tak mungkin. Impian itu bisa jadi nyata. J

Comments