By : Eva Dianita
Pikiranku bahkan tak pernah bohong pada hati
Pun sebaliknya
Kau tahu aku?
Ucapanku
Ditiap aku berkisah
Ditiap kata-kata
Ditiap kalimatnya
Sungguh-sungguh sejujur pikiranku pada hatiku
Sejujur hatiku pada pikiranku
Sejujur aku mengetahui diriku sendiri
Pendengaranku
Berkisahlah, aku bukan pendengar yang baik
Berkisahlah, aku mungkin tak mendengarkan
Berkisahlah, dan mungkin kuabaikan
Tapi aku pengingat yang baik untuk kisahmu
Sekalipun nampak kuabaikan
Inilah si pengingat yang baik untuk tiap ucapanmu
Sekalipun nampak kuabaikan
Berkisahlah semaumu
Berkisahlah semaumu
Ingatanku bahkan bisa sampai ditiap kata-katamu
Sekalipun nampak kuabaikan
Kelak, lagi-lagi
Aku akan menemukan saat kau lupa
Akan menemukan saat kau berbohong
Atau lupa lantas berbohong
Apakah pernah kata-kataku mirip kebohongan?
Pernahkan?
Aku berkisah, aku
jujur, dan sungguh jujur
Aku jujur,
selalu jujur
Dan Kau...
Kau
membuat hatiku sungguh bergumam
“kau bohong”
Kau
membuat hatiku sungguh kesekian kalinya bergumam
“kau bohong”
Ingatanku bahkan bisa sampai ditiap kata-katamu
Berbohong dengan sengaja
Berbohong tanpa disengaja
Ingatanku bahkan bisa sampai ditiap kata-katamu
Kecewa? hampir
Disaat pikiran dan hatiku berkata “kau bohong”
Namun tak
kuucapkan
Kecewa? hampir
Saat
kubiarkan kau berjalan bersama kebohonganmu
Selalu
Kecewa? hampir
Tebaklah
berapakali hatiku berkata
“kau bohong”
bagus sekali puisinya kak
ReplyDeletepermen tolak angin